Smanjopres (3/2/2024) – Alhamdulillah, Salah satu alumni SMA Negeri Jogoroto meraih beasiswa S3 di National Central University Taiwan. Berikut Cerita Perjalanan Miftahul Ma’arif.
Penguasaan bahasa asing serta memiliki banyak publikasi hasil penelitian mengantarkan Miftahul Ma’arif, warga Desa Janti, Kecamatan Jogoroto, Jombang kini menempuh pendidikan beasiswa S3 di Taiwan. Usai menerima ijazah S2 di Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, ia melanjutkan kuliah di National Central University, Taiwan, mengambil konsentrasi Fisika.
Rekam jejaknya yang baik, publikasi hasil penelitian yang banyak membuat Ma’arif dilirik salah satu profesor NCU Taiwan sejak ia baru selesai sidang tesis. ”Saat saya baru selesai sidang, kebetulan 1-2 minggu kemudian ada kunjungan profesor dari NCU ke UNS. Saya coba interview dengan salah satu profesor dari Fisika NCU untuk ambil PhD di sana,” jelasnya.
Interviewnya disambut baik, sebab, rekam jejak publikasi Ma’arif selama S1 dan S2 banyak. Setelah menerima ijazah S2-nya, dan melengkapi semua berkas, ia mendaftar ke NCU Taiwan.
”Begitu pengumuman saya diterima, alhamdulillah,” kata alumnus MI Babbussalam Tambar Jogoroto, SMPN 1 Jogoroto, dan SMA Negeri Jogoroto ini.
ia mulai berangkat ke Taiwan pada September 2020. Di sana ia mendapatkan beasiswa di kampus tempatnya belajar. Sehingga ia tak perlu lagi memikirkan biaya pendidikan. ”Sebab, beasiswa yang saya dapatkan sudah termasuk biaya kuliah dan biaya hidup per bulan,” kata alumnus S1 dan S2 Fisika UNS Surakarta tersebut.
Meski tampak mudah, putra pasangan Mulyadi dan Siti itu sudah sejak lama mempersiapkan diri untuk kuliah di luar negeri.
Salah satu yang dipersiapkan adalah dengan memperbanyak riset dan publikasi. Skill komunikasi terutama dalam bahasa Inggris juga terus diasahnya. Sebab, Ma’arif ingin menjadi profesor atau pakar pada bidang yang ia pelajari. ”Yang tidak kalah penting harus siap sertifikat TOEFL atau IELTS, karena kadang ada beberapa pengumuman pendaftaran beasiswa itu mendadak, atau kita taunya dadakan, jadi harus siap seluruh berkas keperluan sambil menunggu informasi. Itu lebih aman,” jelas pelatih silat Nur Harias sejak 2007-2013 tersebut.
Setelah merasakan belajar di luar negeri, ia baru merasakan sistem pendidikan di Indonesia sangat berbeda dengan di Taiwan. ”Yang jelas, kuliahnya jauh lebih susah, baik dalam materi maupun mendapatkan nilai yang baik,” katanya.
Apalagi saat awal-awal ia menjalani perkuliahan di Taiwan, ia sempat kesulitan membagi waktu antara belajar melalui kuliah kelas, dan belajar untuk penelitian. Sebab, ia dituntut mendapatkan nilai kelas yang bagus untuk syarat dapat beasiswa, dan di laboratorium, ia juga dipantau profesor untuk dapat rekomendasi beasiswa semester berikutnya. ”Tapi setelah dijalani, akhirnya terbiasa juga,” katanya.
Awal tinggal di Zhongli, Taoyuan, Taiwan, selain menyesuaikan dengan kegiatannya, Ma’arif juga harus menyesuaikan diri dengan musim, dan makanan di sana. Namun, setelah cukup lama mengenal lingkungan tempat tinggal barunya, ia mulai mengerti tempat makan Indonesia. ”Di Taiwan banyak sekali warung Indonesia di setiap kota, jadi setiap minggu kalau tidak masak sendiri ya cari warung Indonesia terdekat,” katanya.
Saat ini, Ma’arif hanya fokus pada penelitian, sebab SKS mata kuliah di kelasnya sudah selesai. ”Kebetulan penelitian saya juga ikut kolaborasi internasional untuk topik gelombang gravitasi, jadi kesibukan saya hampir tiap hari ya meeting,” jelas pria kelahiran Juni 1995 tersebut
Selama di Taiwan, ia juga meraih beberapa prestasi, salah satunya sebagai Best Presenter In Experiment, yang diberikan oleh peraih nobel fisika tahun 2015 Prof Takaaki Kajita. Pada Maret 2023, ia juga mendapatkan kesempatan ke Chicago, Amerika, untuk meeting bersama kolaborator dari beberapa negara lain selama sembilan hari. Terakhir pada bulan November 2023 kemarin saya mendapatkan kesempatan latihan kerja di Jepang selama satu bulan di kompleks Particle Accelerator KEK, Tsukuba.”Saya selalu bersyukur atas kesempatan belajar yang diberikan kepada saya, untuk memperbanyak ilmu dan pengalaman di Taiwan,” pungkas pria yang gemar bermain game ini.
Sumber: